Friday, February 27, 2015

BUMIAYU PUTING BELIUNG

BUMIAYU – Hujan deras disertai angin puting beliung melanda Kecamatan Bumiayu dan sekitarnya, Rabu (26/2) petang. Tidak sedikit pohon tumbang dan atap rumah rusak akibat hempasan angin yang berlangsung sekitar 25 menit tersebut.
Widodo, 39, warga Dukuh Karanganggrung Desa Jatisawit Kecamatan Bumiayu mengatakan, hujan deras tiba-tiba mengguyur setelah sebelumnya cuaca di wilayah Kecamatan Bumiayu sangat terik. Sekitar pukul 17.00, angin berhembus kencang dan menerbangkan genteng rumah-rumah warga di wilayah tersebut.
“Saat itu kebanyakan warga berada di dalam rumah. Warga sempat panik karena genteng rumahnya berterbangan disapu angin. Listrik pun seketika padam,” ungkap Widodo.
Tidak hanya di pemukiman warga yang rusak. Hujan deras dan kencangnya tiupan angin juga merobohkan papan reklame berukuran besar, serta puluhan pohon yang berada di jalur utama dalam kota Bumiayu.
Beruntung tidak ada korban akibat bencana alam ini. Data yang berhasil dihimpun, pohon besar yang tumbang terjadi di depan RSUD Bumiayu, sepanjang jalan Lingkar, Jalan Ahmad Dahlan, serta jalan dalam kota Bumiayu.
Pohon tumbang juga menimpa satu unit mobil yang tengah berjalan di ruas jalan provinsi Bumiayu-Bantarkawung. Tepatnya depan SD Kaliwadas 01. Mobil jenis L 300 bernomor polisi R 1683 NE yang dikemudikan Puput Samsudin, 39, warga Desa Cikawung, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, bagian depanya tertimpa pohon yang tumbang. “Saya sangat bersyukur bisa selamat, karena kaca depan sudah sampai pecah tertimpa pohon ini,” kata Puput.
Bencana tersebut direspon cepat Pemkab Brebes. Kamis (26/2), Bupati Brebes Idza Priyanti, didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Brebes Ahmad Satibi, serta Kabag Humas Protokol Sekda Brebes Atmo Tan Sidik, meninjau lokasi kerusakan akibat angin puting beliung tersebut.
Diketahui, rumah warga yang rusak akibat tertimpa pohon tumbang terjadi di RT 06 RW 03 Desa Jatisawit, milik Kusnan. Satu pabrik penggilingan padi (rice mill) di Dukuh Karangjati Desa Kalierang, milik Yudi pun rusak parah lantaran tertimpa pohon besar.
Idza mengimbau warganya agar tetap waspada terhadap cuaca ekstrim, seiring masih tingginya intensitas hujan saat ini. Hal tersebut sangat berpotensi terjadinya bencana alam. Dia berharap masyarakat yang tinggal didaerah rawan bencana maupundi sekitar aliran sungai untuk terus waspada. “Kita semua tentu tidak berharap terjadi bencana, tapi dengan sikap waspada diharapkan dapat terhindar,” kata Idza.
Menurut bupati, masyarakat yang sedang beraktivitas di luar rumah, baik berkendara maupun memarkirkan kendaraannya perlu berhati-hati. Waspadai patahnya ranting maupun tumbangnya pohon.
“Jangan kita abaikan faktor-faktor alam lainnya saat berada di luar rumah. Setidaknya bisa menghindari bahaya saat terjadi angin kencang atau hujan deras,” ingatnya. (pri/adi)


Monday, February 16, 2015

BUMIAYU CIREGOL LONGSOR LAGI


BUMIAYU – Jalan nasional Tegal-Purwokerto di Ciregol kembali mengkhawatirkan. Pasalnya, belum lagi penanganan longsoran tebing Sungai Glagah di kilometer 115+050 tuntas seratus persen, kini sudah muncul titik longsoran baru.
Kali ini tebing Sungai Pedes di kilometer 115+900 (lajur kanan dari arah Purwokerto-red) longsor sepanjang 75 meter dengan kedalaman lebih kurang 50 meter.
Longsor yang terjadi pada Sabtu (14/2) dinihari tersebut mengakibatkan jalur penghubung Pantura dengan selatan Jateng itu terancam. Sebab, antara badan jalan dengan bibir tebing kini hanya berjarak 0,5 meter saja.
Selain itu, badan jalan juga mengalami ambles dan retak-retak. Untuk keamanan, daerah rawan yang terkena imbas longsoran tersebut digaris polisi agar tidak dilewati kendaraan.
Berdasarkan pantauan, arus lalu lintas di lokasi masih berjalan lancar. Hanya saja ketika kendaraan besar berpapasan maka salah satu harus mengurangi kecepatan atau bahkan berhenti sama sekali guna memberi ruang pengendara lainnya untuk melintas. Camat Tonjong Sumarno menyatakan, longsor terjadi pada Sabtu (14/2) sekitar pukul 04.00. “Longsor didahului hujan lebat sepanjang Jumat (13/2) sore hingga malam,” kata dia.
Menurut Camat, peristiwa tersebut sudah dilaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten. “Untuk arus lalu lintas masih lancar,” ujarnya.
Gerusan Arus
Warga yang terbiasa melewati jalur Ciregol, Suwondo, mengaku khawatir longsoran baru akan semakin meluas. Apalagi, pada 2012 titik yang sama juga mengalami longsor.
“Dengan hujan masih mengguyur dan kepadatan kendaraan berat, bukan tidak mungkin kerusakan akan bertambah parah dan meluas,” katanya. Menurut dia, diperlukan langkah antisipasi seperti pembatasan tonase untuk mencegah kerusakan yang lebih parah. Anggota DPRD Brebes Ahmad Zazuli menegaskan longsoran tebing Sungai Pedes sudah bisa diprediksi sebelumnya.
Selain hujan, longsor juga dipicu oleh gerusan arus sungai yang menabrak tebing. “Alur sungai Pedes yang berkelok dan menabrak tebing tak kunjung dinormalisasi. Sekarang, longsor yang dikhawatirkan warga menjadi kenyataan,” tandasnya.
Politikus Partai Demokrat itu mengharapkan penanganan ke depan dapat dilakukan secara komprehensif. Sebab, masalah Ciregol bukan hanya kondisi tanah yang labil, tetapi juga dua sungai yang mengapitnya, yakni Sungai Pedes dan Glagah. “Bina Marga dan PSDA Jateng harus padu. Jalan ditangani, sungainya juga ikut dibenahi,” kata dia. (H51-49)



luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com